Beranda > Keheningan > PENJOR

PENJOR

Ada berbagai ulasan mengenai Penjor. Dan kita sepakat Penjor itu adalah simbul Gunung Agung atau Gunung saja. Uraian yang lain-lainnya seperti arti kata Penjor, dari apa Penjor dibuat dengan segala perlengkapannya tak perlu kita bahas.
Pada umumnya umat Hindu seperti kita ketahui, akan selalu memasang/memancang sebatang penjor disamping pintu masuk disetiap rumah menjelang hari Raya Galungan ataupun pada acara-acara keagamaan yang lainnya.

Daluhu penjor ini dibuat seluruhnya oleh masing-masing orang dengan serana seadanya. Namun sekarang pembuatan penjor ini mengalami perkembangan semakin meriah dengan asessoris yang indah. Dan mengarah pada kemewahan yang jor-joran; orang Bali bilang “ngalih Biih”.

Disini saya mengajak Anda untuk menggali filosofi penjor yang merupakan simbul dari gunung itu. Gunung dilambangkan sebagai kesuburan, kemakmuran. Juga didalam diri Gunung itu ada keindahan dari kejernihan. Cobalah sekali waktu Anda amati Gunung ketika langit cerah. Anda akan melihat dengan jelas lereng Gunung itu dengan alur-alur lembah dan gundukan-gundukan yang lebih cerah karena tertimpa sinar mentari. Dan kontras warna langit dengan puncak-puncak Gunung itu sungguh indah dan megah. Selain lambang kemakmuran dan keindahan Gunung itu juga memiliki sifat kokoh, teguh, mantap. Sedahsyat apapun badai mengamuk sang Gunung tetap tegak.

Nah, inilah yang mesti dipahami oleh setiap umat. Penjor ini bukan hanya untuk dipancangkan didepan rumah semata, namun semestinya Penjor ini dipancangkan dalam-dalam, pada hati setiap umat. Bukan hanya umat Hindu Bali namun pada hati setiap umat manusia.

Apabila Penjor ini terpancang dalam hati Anda, maka didalam diri Anda ada kemakmuran, ada keberlimpahan. Dan bila batin Anda berlimpah, maka semua kecemasan, duka-nestapa Anda sirna.

Saat ini banyak orang membeli perlengkapan Penjornya atau membeli Penjor selengkapannya, karena tak mau susah. Padahal alangkah baiknya jika orang membuat sendiri Penjor itu; karena pada saat ‘membuat’, disinilah rasa keindahan Anda tertuang dan sekaligus terpupuk. Dengan demikian keindahan batin Anda pun berlimpah, dan hal ini pasti membawa Anda pada suka-cita dari kejernihan batin. Inilah berkah yang selalu didambakan oleh setiap orang, namun tak pernah mendapatkan, karena mereka tak mau susah dan tidak memahami makna mendalam dari Penjor itu.

Selanjutnya, jika Penjor itu terpancang dalam hati, Anda pun menjadi kokoh, teguh, tak goyah, mantap. Seberapa besarpun badai kehidupan ini menerjang, Anda tak’an bergeming.

Hendaklah Anda cermati dan camkan. Kemantapan disini adalah kemantapan dari pemahaman, bukan kemantapan dari kepercayaan.

Kemantapan dari kepercayaan, menuntun orang pada fanatisme, pada kegelapan (avidya) dan orang bersedia menjadi teroris, membunuh sesama demi kepercayaan. Kemantapan seperti ini menghancurkan, bersifat merusak. Berbeda seratus depalan puluh derajat dengan kemantapan dari pemahaman. Apabila Anda sungguh memahami; kemantapan disini akan menuntun Anda pada cinta-kasih, pada dharma dan moksha (kebebasan). Bebas dari segala penderitaan, bebas dari kebencian, keserakahan, keangkuhan, kebanggaan, dari avidya dan yang lain-lainnya.

Makna inilah yang semestinya kita hayati dalam kehidupan ini. Jika Anda benar-benar memahami batin Anda, diri Anda selengkapnya, maka Andapun mantap, tak ada keraguan, karena semuanya jelas. Dalam batin yang mantap dari pemahaman ini ada keindahan, kecerahan dari keberlimpahan. Ini adalah berkah tertinggi dari semua berkah. Hal ini tak dapat Anda raih dengan memohon dan berdoa; tetapi hanyalah dengan kerja keras, dengan memancangkan Penjor Keindahan, Keberlimpahan dan Kemantapan dari pemahaman diri adalah belajar.

Kategori:Keheningan
  1. 9 Oktober 2009 pukul 10:44 am

    Apabila Penjor yang hanyalah simbol ini menjadi semata hiasan; dia hanya dapat memberi kita rasa senang dan bangga. Jika kita hanya puas dengan kesenangan dan kebanggaan, kitapun tak’an beranjak kemana. Bila kita sadar bahwa inilah yang kita kehendaki; disitulah kita berakhir dalam ruang kesenangan yaitu pikiran. Selama pikiran memenuhi batin kita, maka disitu tak’an pernah ada keheningan.

  2. Dino Surya
    2 Desember 2011 pukul 10:54 am

    Salam kenal mas windra,Ulasan saudara sangat menarik sekali.indah sekali apa yg dijelaskan di ulasan tersebut,mengingat saya juga orang jawa yang notabene juga tidak terlepas dari hal hal yg beraliran tradisi damn kebudayaan,seamkin jelas saja atas filosofi apa makna penjor itu sendiri,:)

    • 2 Desember 2011 pukul 3:48 pm

      Salam kenal Mas Dino Surya, terima kasih apresiasi anda. Semoga semua simbol2 memberi inspirasi dan makna kepada kita semua untuk melakoni hidup ini.

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar