Beranda > Keheningan > INTERNASIONALE versi PKI.

INTERNASIONALE versi PKI.

Bangunlah kaum yang terhina.
Bangunlah kaum yang lapar,
Kehendak yang mulia dalam dunia
senantiasa bertambah besar

lenyapkan adat dan faham tua
kita rakyat yg sadar, sadar.
Dunia sudah berganti rupa
untk kemenangan kita
perjuangan penghabisan.
Bangkit dan melawan.
Dan internasionale
pastilah di dunia.
Perjuangan penghabisan
bangkit dan berlawan.
Dan internasiönale pasti d dunia….

Lirik lagu ini cukup menggugah untuk dicermati. Komunisme yang diberi ‘cap’ bahaya laten oleh bangsa kita khususnya pada masa orba; memiliki lirik lagu yang mesti kita pertimbangkan. Saya tak tahu apa itu Komunis? Namun saya lebih tak mengerti lagi apa alasan kita untuk memusuhi dan membenci KOMUNISME, walaupun katanya komunis itu kafir, jahat dan berengsek. Namun kebencian yang ada dalam diri kita tak kalah berengseknya dengan KOMUNIS itu sendiri; apalagi kalau kita menyebut diri sebagai manusia yang beriman. Hal ini penting kita pertanyakan kepada diri kita masing-masing, bukan?

“BANGUNLAH KAUM YANG TERHINA, KAUM YANG LAPAR”, lirik ini mengajak kita untuk menghayati penderitaan dalam kehidupan dan penderitaan yang ada didalam diri kita. Bila kita sungguh menyentuh penderitaan; dari sini kita akan bangkit, BANGUN dan melampauinya. Dengan dihayatinya penderitaan sedalam-dalamnya; maka disitu ada senyawa baru; suatu tunas KEHENDAK YANG MULYA akan bersemi, yaitu rasa peduli dengan kehidupan ini, peduli pada penderitaan sesama manusia. Ini tentu relevan dengan sila kedua dari Pancasila yaitu Peri-Kemanusiaan; juga merupakan landasan moral dari kehidupan kita sebagai umat beragama.

Hanya apabila ada KESADARAN dalam diri, barulah kemungkinan kita akan melihat, memahami bahwa ADAT DAN FAHAM TUA itu tak’an pernah mengantar kita pada suatu kehidupan yang baru. Bila kita terjerat dalam ADAT, tradisi, batin kita mau tak mau lamban dan mandeg. Hal ini barangkali sangat sulit disadari, karena proses pengkondisiannya sangat tersamar yang terjadi dalam periode berpuluh-puluhan tahun. Dalam tradisi, kita diberi harapan dan hiburan yang memang terasa sesuai dengan keinginan dan kecendrungan kita. Kenapa…? karena kecendrungan diri kita terbentuk oleh pengkondisian dari pengalaman masa lalu, yang adalah tradisi itu sendiri, sehingga menjadi bagian yang melekat dari diri kita. Nah, lingkaran inilah yang menguasai diri kita yang bereaksi secara terus menerus dalam tindakkan-tindakkan kita, sehingga sangat sulit disadari.

ADAT kepercayaan telah mengkotak-kotakan manusia, ini adalah fakta dan cendrung membawa pada fanatisme, yang selama ini kita terima begitu saja dan barangkali juga kita menganggapnya benar. Dan ADAT kepercayaan yang memecah belah umat manusia, telah menimbulkan konflik, peperangan, permusuhan, kebencian dimuka bumi. ADAT keperyacaan telah menyerimpung langkah kita untuk sampai pada INTERNASIONALE yaitu persaudaraan sedunia umat manusia. Kita mestilah RAKYAT YANG SADAR, bangkit terus BERJUANG, agar KEHENDAK YANG MULYA tumbuh dalam diri kita; wahai rakyat yang sadar.

Hakikat dari lagu ini adalah mengajak kita semua untuk belajar sehingga ada kesadaran didalam diri bahwa segala faham, agama-agama, tradisi ini telah memecah belah yang menimbulkan konflik diantara manusia. Bila ada kesadaran internasionale yang tentunya bersifat universal, barulah kemungkinan ada tindakan-tindakan menuju persaudaraan seluruh umat manusia untuk kedamaian dan kesejahteraan bersama.

https://wayanwindra.wordpress.com/2010/01/23/sosialisme-sejati/                                 https://wayanwindra.wordpress.com/2010/01/13/komunisme/

Kategori:Keheningan
  1. 11 Mei 2012 pukul 4:55 pm

    udah ketahuan kok mas kalo mas sendiri komunis,
    banyak kok temen2 disini. .

  2. 13 Mei 2012 pukul 9:31 am

    Hehe…he… Mas Gifar, salam pembebasan. Kita semua adlh persaudaraan umat manusia, yg mungkin menganut paham yg ber-beda2. Sy pikir hal ini tiada masalah, sepanjang isme2 itu memberi kabaikan, kemajuan bg kita semua.

  3. Herry K Proletariat Semaoen
    11 Desember 2012 pukul 10:11 pm

    Kalo makan rame-rame dinikmati rame-rame ya itu juga komunal, masyarakat yg sosialis 🙂 simple sekali dan cocok sekali di nusantara ini memang harusnya komunal

    • windra
      12 Desember 2012 pukul 8:51 pm

      Betul sekali Bang, semestinya kita bisa membangun komunal, bekerja ber-sama2, menikmati hasilnya ber-sama2, hidup rukun saling mangasihi…, knp tidak…??

  4. 1 Oktober 2013 pukul 1:01 pm

    “Tidak ada Maha Juru Selamat,
    tidak pula Tuhan, Caesar, atau tribun.
    Para pekerja, mari selamatkan diri kita,
    putuskan keselamatan bersama,
    sehingga tak akan ada lagi pencuri,
    sehingga roh akan terbebas dari penjara.
    Mari kita hembuskan angin ke tempaan,
    pukul besi selagi panas.”

    Nampilin lagu kok spotong2 yang jelek ga di ketik, anda sdang membangun dan menciptakan Komunis, anda sdang menjdi bgian dari agen Komunis, apakah anda seorang simpatisan, propaganda, tokoh dalam komunis bawah tanah, siapa nda ini, buat orang2 sklbr tokoh komunis sndiri yng sdah mnjdi setan anda tak lbh dari anak bodoh ingusan yg lugu, anda di cekokin oleh ego hbtnya kmunis di hdapan orang2 pdahal hati anda jga mlht bgman komunis tdak bsa mngnal klmt “penciptaan dan keesaan akan adanya Tuhan, dan itu brtntang dengan hti anda, tpi anda menutup diri dengan kegelapan argume ini itu, anda tahu anda sdang trsesat!!!

    • windra
      4 Oktober 2013 pukul 9:35 am

      Hehehe…, banyak orang yg tersesat tdk penyadari dirinya. Hal ini wajar kawan, dmk-lah ilusi maya ini mmbuat orang kudu berpikir, krn hanya itu yg dpt diperbuat…

  5. Tedjabayu
    11 Oktober 2013 pukul 12:00 pm

    Mas Windra, lagu versi “PKI” ini yang menerjemahkan Bapak Pendidikan kita, Ki Hadjar Dewantara. Dan kalau kita yang memikirkan kepentingan bersama dituduh komunis ya dunia sudah terbalik.

    • windra
      21 Desember 2013 pukul 8:35 am

      Thanks for your comment Mas TedjaBayu

  6. books
    17 Januari 2014 pukul 7:57 pm

    mohon maaf sebelumnya bung tulisannya saya copy dan saya jadikan status di facebook

    • windra
      13 Februari 2014 pukul 9:01 am

      Silahkan Bung,, kita sharing demi kemajuan bersama…

  7. awan
    10 Mei 2014 pukul 3:40 am

    kalau birokrasi isinya orang idiot semu yang cuman banyak bacot, salingg menjagal dan cari kaya sendiri sendiri komunis patut di pertimbangkan masuk indonesia

    • windra
      13 Mei 2014 pukul 10:38 am

      Saya pikir komunis tlh ada dlm hati banyak rakyat yg menuntut keadilan, kesetaraan, menjunjung kemanysiaan, rasa solideritas yg anti pengisapan manusia atas manusia…

  8. erik
    27 Maret 2017 pukul 10:42 pm

    3 paham yang jd pilihan kita. .fasisme . .sosialis . .agama..kalo saya memilih agama karena datangnya dari pencipta kita sampai tuhan memerintahkan 25 nabi untuk mengatur jalanya umat manusia..paham buatan manusia punya cacat

    • windra
      16 Mei 2017 pukul 11:33 am

      Agama juga faham, dogtrin buatan manusia.
      Segala hal yg dpt dimengerti oleh pikiran adalah karangan pikiran.

  9. La Galugu
    2 Juli 2017 pukul 1:37 pm

    Lagu apaan nih ?
    kok adat dan faham tua mau di lenyapkan ?
    nah Pancasila itu adalah sari pati adat dan faham tua Bangsa Indonesia .
    Apakah Pancasila mau dilenyapkan?

    • windra
      4 Juli 2017 pukul 11:42 am

      Kalau pancasila itu intisari adat tradisi, ya harus dilestarikan bung.

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan Balasan ke windra Batalkan balasan